Kerajaan Pagaruyung

{{utama|Kerajaan Pagaruyung}}

Sejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa pemerintahan Adityawarman. Ra­ja ini cukup banyak meninggalkan [[prasasti]] mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Aditya­warman memang pernah memerintah di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], suatu negeri yang di­percayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.

Adityawarman adalah tokoh pen­ting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pe­merintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kon­tribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama [[Buddha]]. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Ter­bukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau [[Jawa]] seperti [[Saruaso]], [[Pa­riangan]], [[Padang Barhalo]], [[Candi, Sumatera Barat|Candi]], [[Bia­ro]], [[Sumpur]], dan [[Selo]].

Sejarah Sumatera Barat sepe­ninggal Adityawarman hingga perte­ngahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Su­matera Barat dengan dunia luar, ter­utama Aceh semakin intensif. Sumate­ra Barat waktu itu berada dalam dominasi politik [[Aceh]] yang juga memo­nopoli kegiatan perekonomian di dae­rah ini. Seiring dengan semakin inten­sifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah [[agama Islam]].

[[Syekh Burhanuddin]] dianggap sebagai pe­nyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan aga­ma Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.
Baca selanjut nya »»  

Kerajaan Pagaruyung

{{utama|Kerajaan Pagaruyung}}

Sejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa pemerintahan Adityawarman. Ra­ja ini cukup banyak meninggalkan [[prasasti]] mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Aditya­warman memang pernah memerintah di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], suatu negeri yang di­percayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.

Adityawarman adalah tokoh pen­ting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pe­merintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kon­tribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama [[Buddha]]. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Ter­bukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau [[Jawa]] seperti [[Saruaso]], [[Pa­riangan]], [[Padang Barhalo]], [[Candi, Sumatera Barat|Candi]], [[Bia­ro]], [[Sumpur]], dan [[Selo]].

Sejarah Sumatera Barat sepe­ninggal Adityawarman hingga perte­ngahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Su­matera Barat dengan dunia luar, ter­utama Aceh semakin intensif. Sumate­ra Barat waktu itu berada dalam dominasi politik [[Aceh]] yang juga memo­nopoli kegiatan perekonomian di dae­rah ini. Seiring dengan semakin inten­sifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah [[agama Islam]].

[[Syekh Burhanuddin]] dianggap sebagai pe­nyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan aga­ma Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.
Baca selanjut nya »»  

kerajaan minang kabau

== Kerajaan-kerajaan Minangkabau ==
Menurut [[tambo Minangkabau]], pada periode abad ke-1 hingga abad ke-16, banyak berdiri kerajaan-kerajaan kecil di selingkaran Sumatera Barat. Kerajaan-kerajaan itu antara lain [[Kesultanan Kuntu]], [[Kerajaan Kandis]], [[Kerajaan Siguntur]], [[Kerajaan Pasumayan Koto Batu]], [[Kerajaan Bukit Batu Patah|Bukit Batu Patah]], [[Kerajaan Sungai Pagu]], [[Kerajaan Inderapura]], [[Kerajaan Jambu Lipo]], [[Kerajaan Taraguang]], [[Kerajaan Dusun Tuo]], [[Kerajaan Bungo Setangkai]], [[Kerajaan Talu]], [[Kerajaan Kinali]], [[Kerajaan Parit Batu]], [[Kerajaan Pulau Punjung]] dan [[Kerajaan Pagaruyung]]. Kerajaan-kerajaan ini tidak pernah berumur panjang, dan biasanya berada dibawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar, Malayu dan Pagaruyung.

=== Kerajaan Malayu ===
{{utama|Kerajaan Dharmasraya}}

[[Kerajaan Melayu|Kerajaan Malayu]] diperkirakan pernah muncul pada tahun [[645]] yang diperkirakan terletak di hulu sungai [[Batang Hari]]. Berdasarkan [[Prasasti Kedukan Bukit]], kerajaan ini ditaklukan oleh [[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]] pada tahun [[682]]. Dan kemudian tahun [[1183]] muncul lagi berdasarkan [[Prasasti Grahi]] di [[Kamboja]], dan kemudian [[Negarakertagama]] dan [[Pararaton]] mencatat adanya Kerajaan Malayu yang beribukota di [[Dharmasraya]]. Sehingga muncullah [[Ekspedisi Pamalayu]] pada tahun 1275-1293 di bawah pimpinan [[Kebo Anabrang]] dari [[Kerajaan Singasari]]. Dan setelah penyerahan Arca Amonghapasa yang dipahatkan di [[Prasasti Padang Roco]], tim Ekpedisi Pamalayu kembali ke Jawa dengan membawa serta dua putri Raja Dharmasraya yaitu [[Dara Petak]] dan [[Dara Jingga]]. Dara Petak dinikahkan oleh [[Raden Wijaya]] raja [[Majapahit]] pewaris kerajaan Singasari, sedangkan [[Dara Jingga]] dengan [[Adwaya Brahman]]. Dari kedua putri ini lahirlah [[Jayanagara]], yang menjadi raja kedua Majapahit dan [[Adityawarman]] kemudian hari menjadi raja [[Pagaruyung]].

=== Kerajaan Pagaruyung ===
{{utama|Kerajaan Pagaruyung}}

Sejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa pemerintahan Adityawarman. Ra­ja ini cukup banyak meninggalkan [[prasasti]] mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Aditya­warman memang pernah memerintah di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], suatu negeri yang di­percayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.

Adityawarman adalah tokoh pen­ting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pe­merintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kon­tribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama [[Buddha]]. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Ter­bukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau [[Jawa]] seperti [[Saruaso]], [[Pa­riangan]], [[Padang Barhalo]], [[Candi, Sumatera Barat|Candi]], [[Bia­ro]], [[Sumpur]], dan [[Selo]].

Sejarah Sumatera Barat sepe­ninggal Adityawarman hingga perte­ngahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Su­matera Barat dengan dunia luar, ter­utama Aceh semakin intensif. Sumate­ra Barat waktu itu berada dalam dominasi politik [[Aceh]] yang juga memo­nopoli kegiatan perekonomian di dae­rah ini. Seiring dengan semakin inten­sifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah [[agama Islam]].

[[Syekh Burhanuddin]] dianggap sebagai pe­nyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan aga­ma Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.

=== Kerajaan Inderapura ===
{{utama|Kerajaan Inderapura}}

Jauh sebelum Kerajaan Pagaruyung berdiri, di bagian selatan Sumatera Barat sudah berdiri kerajaan Inderapura yang berpusat di Inderapura (kecamatan [[Pancung Soal, Pesisir Selatan]] sekarang ini) sekitar awal abad 12. Setelah munculnya Kerajaan Pagaruyung, Inderapura pun bersama [[Kerajaan Sungai Pagu]] akhirnya menjadi vazal kerajan Pagaruyung.

Setelah Indonesia merdeka sebagian besar wilayah Inderapura dimasukkan kedalam bagian wilayah provinsi Sumatera Barat dan sebagian ke wilayah Provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Pesisir Selatan sekarang ini.
Baca selanjut nya »»  

kerajaan minang kabau

== Kerajaan-kerajaan Minangkabau ==
Menurut [[tambo Minangkabau]], pada periode abad ke-1 hingga abad ke-16, banyak berdiri kerajaan-kerajaan kecil di selingkaran Sumatera Barat. Kerajaan-kerajaan itu antara lain [[Kesultanan Kuntu]], [[Kerajaan Kandis]], [[Kerajaan Siguntur]], [[Kerajaan Pasumayan Koto Batu]], [[Kerajaan Bukit Batu Patah|Bukit Batu Patah]], [[Kerajaan Sungai Pagu]], [[Kerajaan Inderapura]], [[Kerajaan Jambu Lipo]], [[Kerajaan Taraguang]], [[Kerajaan Dusun Tuo]], [[Kerajaan Bungo Setangkai]], [[Kerajaan Talu]], [[Kerajaan Kinali]], [[Kerajaan Parit Batu]], [[Kerajaan Pulau Punjung]] dan [[Kerajaan Pagaruyung]]. Kerajaan-kerajaan ini tidak pernah berumur panjang, dan biasanya berada dibawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar, Malayu dan Pagaruyung.

=== Kerajaan Malayu ===
{{utama|Kerajaan Dharmasraya}}

[[Kerajaan Melayu|Kerajaan Malayu]] diperkirakan pernah muncul pada tahun [[645]] yang diperkirakan terletak di hulu sungai [[Batang Hari]]. Berdasarkan [[Prasasti Kedukan Bukit]], kerajaan ini ditaklukan oleh [[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]] pada tahun [[682]]. Dan kemudian tahun [[1183]] muncul lagi berdasarkan [[Prasasti Grahi]] di [[Kamboja]], dan kemudian [[Negarakertagama]] dan [[Pararaton]] mencatat adanya Kerajaan Malayu yang beribukota di [[Dharmasraya]]. Sehingga muncullah [[Ekspedisi Pamalayu]] pada tahun 1275-1293 di bawah pimpinan [[Kebo Anabrang]] dari [[Kerajaan Singasari]]. Dan setelah penyerahan Arca Amonghapasa yang dipahatkan di [[Prasasti Padang Roco]], tim Ekpedisi Pamalayu kembali ke Jawa dengan membawa serta dua putri Raja Dharmasraya yaitu [[Dara Petak]] dan [[Dara Jingga]]. Dara Petak dinikahkan oleh [[Raden Wijaya]] raja [[Majapahit]] pewaris kerajaan Singasari, sedangkan [[Dara Jingga]] dengan [[Adwaya Brahman]]. Dari kedua putri ini lahirlah [[Jayanagara]], yang menjadi raja kedua Majapahit dan [[Adityawarman]] kemudian hari menjadi raja [[Pagaruyung]].

=== Kerajaan Pagaruyung ===
{{utama|Kerajaan Pagaruyung}}

Sejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa pemerintahan Adityawarman. Ra­ja ini cukup banyak meninggalkan [[prasasti]] mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Aditya­warman memang pernah memerintah di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], suatu negeri yang di­percayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.

Adityawarman adalah tokoh pen­ting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pe­merintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kon­tribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama [[Buddha]]. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Ter­bukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau [[Jawa]] seperti [[Saruaso]], [[Pa­riangan]], [[Padang Barhalo]], [[Candi, Sumatera Barat|Candi]], [[Bia­ro]], [[Sumpur]], dan [[Selo]].

Sejarah Sumatera Barat sepe­ninggal Adityawarman hingga perte­ngahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Su­matera Barat dengan dunia luar, ter­utama Aceh semakin intensif. Sumate­ra Barat waktu itu berada dalam dominasi politik [[Aceh]] yang juga memo­nopoli kegiatan perekonomian di dae­rah ini. Seiring dengan semakin inten­sifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah [[agama Islam]].

[[Syekh Burhanuddin]] dianggap sebagai pe­nyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan aga­ma Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.

=== Kerajaan Inderapura ===
{{utama|Kerajaan Inderapura}}

Jauh sebelum Kerajaan Pagaruyung berdiri, di bagian selatan Sumatera Barat sudah berdiri kerajaan Inderapura yang berpusat di Inderapura (kecamatan [[Pancung Soal, Pesisir Selatan]] sekarang ini) sekitar awal abad 12. Setelah munculnya Kerajaan Pagaruyung, Inderapura pun bersama [[Kerajaan Sungai Pagu]] akhirnya menjadi vazal kerajan Pagaruyung.

Setelah Indonesia merdeka sebagian besar wilayah Inderapura dimasukkan kedalam bagian wilayah provinsi Sumatera Barat dan sebagian ke wilayah Provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Pesisir Selatan sekarang ini.
Baca selanjut nya »»  

Sejarah minangkabau


Di pelosok desa Mahat, Suliki Gunung Mas, [[Kabupaten Lima Puluh Kota]] banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Bukti arkeologis yang dite­mukan di atas bisa memberi indikasi bahwa daerah Lima Puluh Kota dan sekitarnya merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Penafsiran ini ber­alasan, karena dari [[luhak]] Lima Puluh Kota ini mengalir beberapa sungai besar yang bermuara di pantai timur pu­lau [[Sumatera]]. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana transportasi yang penting dari zaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.

Nenek moyang orang Minang­kabau diduga datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari daratan Asia (In­dochina) mengarungi [[Laut Cina Sela­tan]], menyeberangi [[Selat Malaka]] dan kemudian melayari [[sungai Kampar]], [[sungai Siak]], dan [[sungai Inderagiri]]. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta per­adaban di wilayah ''[[Luhak|Luhak Nan Tigo]]'' ([[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]]) sekarang.

Percampuran dengan para penda­tang pada masa-masa berikutnya me­nyebabkan tingkat kebudayaan mere­ka jadi berubah dan jumlah mereka ja­di bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka [[merantau]] ke berba­gai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara, menuju [[Lubuk Sikaping]], [[Rao]], dan [[Ophir]]. Sebagian lain pergi ke arah selatan menuju [[Kabupaten Solok|Solok]], Sijunjung dan Dharmasraya. Banyak pula di antara me­reka yang menyebar ke bagian barat, teruta­ma ke daerah pesisir, seperti Tiku, Pariaman, dan Painan.
Baca selanjut nya »»  

Sejarah minangkabau


Di pelosok desa Mahat, Suliki Gunung Mas, [[Kabupaten Lima Puluh Kota]] banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Bukti arkeologis yang dite­mukan di atas bisa memberi indikasi bahwa daerah Lima Puluh Kota dan sekitarnya merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Penafsiran ini ber­alasan, karena dari [[luhak]] Lima Puluh Kota ini mengalir beberapa sungai besar yang bermuara di pantai timur pu­lau [[Sumatera]]. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana transportasi yang penting dari zaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.

Nenek moyang orang Minang­kabau diduga datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari daratan Asia (In­dochina) mengarungi [[Laut Cina Sela­tan]], menyeberangi [[Selat Malaka]] dan kemudian melayari [[sungai Kampar]], [[sungai Siak]], dan [[sungai Inderagiri]]. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta per­adaban di wilayah ''[[Luhak|Luhak Nan Tigo]]'' ([[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]]) sekarang.

Percampuran dengan para penda­tang pada masa-masa berikutnya me­nyebabkan tingkat kebudayaan mere­ka jadi berubah dan jumlah mereka ja­di bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka [[merantau]] ke berba­gai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara, menuju [[Lubuk Sikaping]], [[Rao]], dan [[Ophir]]. Sebagian lain pergi ke arah selatan menuju [[Kabupaten Solok|Solok]], Sijunjung dan Dharmasraya. Banyak pula di antara me­reka yang menyebar ke bagian barat, teruta­ma ke daerah pesisir, seperti Tiku, Pariaman, dan Painan.
Baca selanjut nya »»  

Pantun lucu minang

Bemo mati hiduik badorong
Masinnyo iduik bunyi mandasau
Demo kini Sabana Talongsong
Presiden SBY baumpamoan kabau

tangkok di tangkok anak lambau
bungkuih dibao ka sungai dareh
disangko maracak pungguang kabau
ruponyo nilva mamaguik karuang bareh

tangah malam urang basaluang
basuluah di ateh rumpuik
ambiek salumuik lalok bagaluang
bulieh bakaruah usah takantuik

dek sero makan jo cancang
ndak sadar rumah kanai maliang
mangalah duduak di ateh pancang
beko sarupo jo ayam guliang

juluak jo galah buah kuini
buah tomaik di ateh lantai
dimanolah posisi uni kini?
tulihlah alamaik kiriman patai

Rami anak sikolah di nagari pauah
Rami manunggu taufik kiemas
Basaba sanak nan di rantau jauah
Patai nan sadang kito kemas

Rang gadih ka tapi pantai
Ka pantai mambasuah kaki
Coitu bana lamaknyo patai
Nasi dimakan nan jo baki

Usahlah sanak ka kandang kudo
Beko kanai sipak duo jo tigo
Klu sanak indak picayo
Maronggoklah dakek ikua kudo

Kabek ayam di ateh lantai
Ayam di kabek jo basi rantai
Iyo sero makan di pantai
Sambalado jo uwok patai

Di ateh paga ayam bajejer
Bakukuak tando ari ka siang
Lamak bana rasonyo burger
Alun sa lamak gulai jariang

Rang taratak pambuek kapa
Mamakai pancang kayu kamper
Lah sajak tingga di eropa
Tantu lah batuka randang jo burger

Takan kana forum nan rancak
Tagalak ambo diateh oto
Jan ditanyo manga kok galak
Kito sadonyo ko nana lah boco

Sajak barangkek si anak rajo
Pai nyo malapeh si dayang
Sajak mato dek rabun sanjo
Lah tatuka ameh jo loyang

Baruak gilo mamanjek karambia
Siamang buruak di dalam rimbo
Alah lamo ambo bapikia
Alun jo salasai pantun ambo

Kini WC baunnyo ariang
"Batapa" sajo ka tapi pantai
Bulieh nak ilang baunnyo jariang
Sanak makan sajo uwok patai

Itulah kumpulan dari beberapa Pantun Minang Lucu yang saya kumpulkan dari berbagai sumber dan dipostingkan melalui tulisan kali ini. Semoga teman-teman selalu terhibur dengan kehadiran Pantun di blog ini
Baca selanjut nya »»  

Pantun lucu minang

Bemo mati hiduik badorong
Masinnyo iduik bunyi mandasau
Demo kini Sabana Talongsong
Presiden SBY baumpamoan kabau

tangkok di tangkok anak lambau
bungkuih dibao ka sungai dareh
disangko maracak pungguang kabau
ruponyo nilva mamaguik karuang bareh

tangah malam urang basaluang
basuluah di ateh rumpuik
ambiek salumuik lalok bagaluang
bulieh bakaruah usah takantuik

dek sero makan jo cancang
ndak sadar rumah kanai maliang
mangalah duduak di ateh pancang
beko sarupo jo ayam guliang

juluak jo galah buah kuini
buah tomaik di ateh lantai
dimanolah posisi uni kini?
tulihlah alamaik kiriman patai

Rami anak sikolah di nagari pauah
Rami manunggu taufik kiemas
Basaba sanak nan di rantau jauah
Patai nan sadang kito kemas

Rang gadih ka tapi pantai
Ka pantai mambasuah kaki
Coitu bana lamaknyo patai
Nasi dimakan nan jo baki

Usahlah sanak ka kandang kudo
Beko kanai sipak duo jo tigo
Klu sanak indak picayo
Maronggoklah dakek ikua kudo

Kabek ayam di ateh lantai
Ayam di kabek jo basi rantai
Iyo sero makan di pantai
Sambalado jo uwok patai

Di ateh paga ayam bajejer
Bakukuak tando ari ka siang
Lamak bana rasonyo burger
Alun sa lamak gulai jariang

Rang taratak pambuek kapa
Mamakai pancang kayu kamper
Lah sajak tingga di eropa
Tantu lah batuka randang jo burger

Takan kana forum nan rancak
Tagalak ambo diateh oto
Jan ditanyo manga kok galak
Kito sadonyo ko nana lah boco

Sajak barangkek si anak rajo
Pai nyo malapeh si dayang
Sajak mato dek rabun sanjo
Lah tatuka ameh jo loyang

Baruak gilo mamanjek karambia
Siamang buruak di dalam rimbo
Alah lamo ambo bapikia
Alun jo salasai pantun ambo

Kini WC baunnyo ariang
"Batapa" sajo ka tapi pantai
Bulieh nak ilang baunnyo jariang
Sanak makan sajo uwok patai

Itulah kumpulan dari beberapa Pantun Minang Lucu yang saya kumpulkan dari berbagai sumber dan dipostingkan melalui tulisan kali ini. Semoga teman-teman selalu terhibur dengan kehadiran Pantun di blog ini
Baca selanjut nya »»  

Bikin mp3 sendiri di blog


bikin mp3 dengan lagu sendiri di blog
mf saya ga panjang lebar ngejelasin nya soal nya ini blog pribadi,,


ini 100% bisa dan gampang,,,,
atau pengen langsung kopy kan scrip yang di bawah,,
ALAMAT_FILE_MP3 di ganti dengan alamat URL mp3 anda,,,,, dan URL nya yg URLdaunlod ya minsal nya di 4shared tpi ga harus daunlod hanya saja kita cuma butuh URL nya aja beres deh gampang kok,,,
pengen auto plai ganti NO dengan yes

INI SCRIP NYA

<embed src="http://img227.imageshack.us/img227/3087/playergv1.swf?soundFile=ALAMAT_FILE_MP3&amp;bg=0x000000&amp;leftbg=0x000000&amp;lefticon=0xFFFFFF&amp;rightbg=0x333333&amp;rightbghover=0x333333&amp;righticon=0xCCCCCC&amp;righticonhover=0xFFFFFF&amp;text=0xcccccc&amp;slider=0x666666&amp;track=0xFFFFFF&amp;border=0xFFFFFF&amp;loader=0xcccccc&amp;autostart=No&amp;loop=yes" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" height="24" width="300px"></embed>


seperti biasa jangan lupa tinggal kan pesan nya
Baca selanjut nya »»  

Bikin mp3 sendiri di blog


bikin mp3 dengan lagu sendiri di blog
mf saya ga panjang lebar ngejelasin nya soal nya ini blog pribadi,,


ini 100% bisa dan gampang,,,,
atau pengen langsung kopy kan scrip yang di bawah,,
ALAMAT_FILE_MP3 di ganti dengan alamat URL mp3 anda,,,,, dan URL nya yg URLdaunlod ya minsal nya di 4shared tpi ga harus daunlod hanya saja kita cuma butuh URL nya aja beres deh gampang kok,,,
pengen auto plai ganti NO dengan yes

INI SCRIP NYA

<embed src="http://img227.imageshack.us/img227/3087/playergv1.swf?soundFile=ALAMAT_FILE_MP3&amp;bg=0x000000&amp;leftbg=0x000000&amp;lefticon=0xFFFFFF&amp;rightbg=0x333333&amp;rightbghover=0x333333&amp;righticon=0xCCCCCC&amp;righticonhover=0xFFFFFF&amp;text=0xcccccc&amp;slider=0x666666&amp;track=0xFFFFFF&amp;border=0xFFFFFF&amp;loader=0xcccccc&amp;autostart=No&amp;loop=yes" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" height="24" width="300px"></embed>


seperti biasa jangan lupa tinggal kan pesan nya
Baca selanjut nya »»